BAKTI KEPADA ORANG TUA DAN GURU


Sebutan untuk istilah orang tua itu ada tiga. Pertama adalah orang yang menyebabkan kita lahir, yaitu ayah dan ibu. Kedua adalah orang yang mengajari kita berbagai ilmu pengetahuan, yaitu guru-guru kita baik guru yang mengajari kita pada saat kita masih kecil atau yang mengajari kita pada saat sudah dewasa. Biasanya guru disebut orang tua rohani. Ketiga adalah orang yang menyebabkan pasangan kita lahir, yaitu bapak dan ibu mertua.  Ketiga sebutan untuk istilah orang tua itu wajib kita hormati karena jasa jasanya yang sangat besar.

Banyak kisah nyata tentang kesuksesan orang dikarenakan perilaku hormat dan taat kepada orang tua. Sebaliknya, tidak sedikit juga kisah nyata tentang kegagalan dan kesengsaraan orang dikarenakan perilaku durhaka kepada orang tua.


                       Allah SWT berfirman:

وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِا بْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ     ؕ  اِنَّ الشِّرْكَ لَـظُلْمٌ عَظِيْمٌ

Terjemah QS Luqman ayat 13. dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".

Sari makna QS Luqman Ayat 13 menjelaskan bahwa syarat untuk mendidik anak hendaknya dilandasi dengan lemah lembut dan kasih sayang.   Kata ‘idzuhu diambil dari kata wa’dz yang bermakna  nasihat  yang  meyangkut berbagai  kebajikan dengan cara  menyentuh hati, penyampaiannya yakni dengan lemah lembut, tidak membentak, dan panggilan sayang pada anak. Kata bunayya mengisyaratkan kasih sayang.  Hal ini tentunya juga berlaku kepada para guru dalam mendidik para peserta didiknya.

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسٰنَ بِوَالِدَيْهِ ۚ  حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصٰلُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِـوَالِدَيْكَ  ؕ  اِلَيَّ الْمَصِيْرُ

Terjemah QS Luqman ayat 14. dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepadaKulah kembalimu.

Dalam  ayat  14,  Allah  menggambarkan  kesusahan  seorang  ibu  dalam merawat     anaknya, mengapa     hanya     jasa     ibu     yang     digambarkan     dengan  sedemikian  lemahnya?  Karena peranan  ibu  lebih  berat  dari  ayah,  mulai     dari     proses     mengandung,     hingga     melahirkan dan     menyapihnya. Kata  wahnan berarti kelemahan atau kerapuhan. Yang dimaksud di sini adalah ibu dalam kondisi sangat lemah saat mengandung anaknya.

وَاِنْ جَاهَدٰكَ عَلٰٓى اَنْ تُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۙ  فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِى الدُّنْيَا مَعْرُوْفًا  ۖ   وَّاتَّبِعْ سَبِيْلَ مَنْ اَنَابَ اِلَيَّ   ۚ  ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

Terjemah QS Luqman ayat 15. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepadaKu, kemudian hanya kepadaKulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

Sari makna QS Luqman Ayat 15 menjelaskan tentang larangan taat kepada orang tua dalam mendurhakai Allah subḥānahū wa taʻālā dan nasihat Luqmān kepada anaknya tentang menolak segala bentuk kemusyrikan di manapun berada. Ayat ini sekaligus memberitahu bahwa mempergauli keduanya dengan baik hanya dalam urusan dunia, bukan keagamaan. Seperti Nabi Ibrahim ‘alaihissalām, dia tetap berlaku santun kepada bapaknya sekalipun pembuat berhala, namun Nabi Ibrahim tidak sependapat dalam hal akidah.

يٰبُنَيَّ اِنَّهَاۤ اِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِيْ صَخْرَةٍ اَوْ فِى السَّمٰوٰتِ اَوْ فِى الْاَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللّٰهُ   ؕ  اِنَّ اللّٰهَ لَطِيْفٌ خَبِيْرٌ

Terjemah QS Luqman ayat 16. (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui.

Pada ayat 16, terdapat kata laṭīf, yang memiliki arti lembut, halus, atau kecil. Dari makna ini muncullah makna ketersembunyian dan ketelitian. Imām al-Ghazālı menjelaskan bahwa yang berhak menyandang sifat ini hanyalah Allah. Dialah yang mengetahui perincian kemashlahatan dan seluk beluk rahasianya. Karena Dia selalu menghendaki kemaslahatan untuk makhluk-Nya. Ayat ini menggambarkan kekuasaan Allah subḥānahū wa taʻālā dalam menghitung amal manusia betapapun se dikitnya.

يٰبُنَيَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ وَأْمُرْ  بِالْمَعْرُوْفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلٰى مَاۤ اَصَابَكَ  ؕ   اِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ ۚ  

Terjemah QS Luqman ayat 17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk halhal yang diwajibkan (oleh Allah).

Sari makna QS Luqman Ayat 17 menjelaskan tentang amar ma’rūf nahī munkar, yang puncak dan pangkalnya adalah salat, serta amal kebaikan yang tercermin adalah buah dari salat yang dilaksanakan dengan benar. Kata ‘azm dari segi bahasa berarti kekuatan hati atau tekad.

=======================================================================

Sebagai seorang muslim tentu kita tidak ada yang menginginkan untuk gagal dan sengsara di dunia, terlebih lagi di akhirat. Kita selalu menginginkan kebahagiaan di dunia dan akhirat sebagaimana do’a kita setiap hari.

اَللهُمَّ اغْفِرْلِىْ وَلِوَالِدَىَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِىْ صَغِيْرًا

Ya Allah, berikanlah ampunan kepadaku dan kedua orang tuaku, dan kasihanilah keduanya itu sebagaimana beliau berdua merawatku ketika aku masih kecil

رَبَّنَا أَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api neraka

Kita harus menghormati, menaati dan berbakti kepada orang tua. Orang tua tentu bukan hanya orang yang melahirkan kita tetapi juga orang yang mendidik kita, guruguru kita, dan orang yang anaknya kita nikahi, mertua kita.

Sikap dan perilaku yang dapat diterapkan sebagai penghayatan dan pengamalan QS. Luqmān [31]: 13-17 sebagai berikut.
1. Selalu mengesakan Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun
2. Selalu berbuat baik kepada kedua orang tua, terutama ibu, karena ia telah mengandung kita dalam
    kepayahan, melahirkan, merawat dan mendidik kita sebagai ungkapan terima kasih kepada mereka.
3. Membiasakan diri untuk berbuat baik dan menaati orang tua sepanjang tidak untuk berbuat 
    maksiat kepada Allah dan menyekutukan-Nya.
4. Selalu berbuat baik, karena sekecil apapun perbuatan kita, baik maupun jelek, pasti akan mendapat 
    balasan dari Allah subḥānahū wa taʻālā.
5. Senantiasa menjalankan salat, amar ma’rūf nahī munkar, dan bersabar.
Previous
Next Post »

Archive